Dasar dari hukum kedua termodinamika terletak pada perbedaan antara sifat
alami energi dalam dan energi mekanik mikroskopik. Hasil percobaan menyimpulkan
bahwa mustahil untuk membuat sebuah mesin kalor yang mengubah panas seluruhnya menjadi
kerja , yaitu mesin dengan
efisiensi termal 100%
kemustahilan ini adalah dasar dari suatu pernyataan Hukum Kedua Termodinamika (second law of thermodynamics)sebagai
berikut :
“ adalah mustahil bagi sebuah sistem manapun
untuk mengalami sebuah proses diamana sistem menyerap panas dari reservoir pada
suhu tunggal dan mengubah panas seluruhnya menjadi kerja mekanik, dengan sistem
berakhir pada keadaan yang sama seperti keadaan awalnya”
Pada benda yang bergerak, molekul memiliki
gerakan acak , tetapi di atas semua itu terdapat gerakan terkoordinasi dari setiap
molekul pada arah yang
sesuai dengan kecepatan benda
tersebut. Energi kinetik yang berkaitan dengan gerakan
makroskopik terkoordinasi adalah apa yang kita sebut sebagi energi
kinetik pada benda
bergerak. Energi kinetik dan energi potensial yang berkaitan dengan gerakan
acak menghasilkan energi dalam.
“ kalor mengalir secara alami dari
benda yang panas kebenda yang dingin , kalor tidak akan mengalir secara spontan
dari benda dingin ke benda panas”
Perkembangan pernyataan umum hukum kedua
termodinamika sebagian didasarkan pada studi mesin kalor. Namun dalam makalah
ini kami mengkhususkan penerapan fisika padaAir Conditioner atau sering disingkat dengan (AC),
Air Conditioner (AC)
Air Conditioner (AC) alias Pengkondision
Udara merupakan seperangkat alat yang mampu mengkondisikan ruangan yang kita
inginkan, terutama mengkondisikan ruangan menjadi lebih rendah suhunya
dibanding suhu lingkungan sekitarnya. Filter (penyaring) tambahan
digunakan untuk menghilangkan polutan dari udara. AC yang digunakan dalam
sebuah gedung biasanya menggunakan AC sentral. Selain itu, jenis AC lainnya
yang umum adalah AC ruangan yang terpasang di sebuah jendela. Kunci utama dari
AC adalah refrigerant, yang umumnya adalah fluorocarbon, yang mengalir dalam sistem, menjadi cair dan melepaskan panas
saat dipompa (diberi tekanan), dan menjadi gas dan menyerap panas ketika
tekanan dikurangi. Mekanisme berubahnya refrigerant menjadi cairan lalu gas
dengan memberi atau mengurangi tekanan terbagi mejadi dua area. Sebuah
penyaring udara, kipas, dan cooling coil (kumparan pendingin) yang ada pada
sisi ruangan dan sebuah kompresor (pompa), condenser coil (kumparan penukar
panas), dan kipas pada jendela luar.
Udara
panas dari ruangan melewati filter, menuju ke cooling coil yang berisi cairan
refrigerant yang dingin, sehingga udara menjadi dingin, lalu melalui
teralis/kisi-kisi kembali ke dalam ruangan. Pada kompresor, gas refrigerant
dari cooling coil lalu dipanaskan dengan cara pengompresan. Pada condenser
coil, refrigerant melepaskan panas dan menjadi cairan, yang tersirkulasi
kembali ke cooling coil. Sebuah thermostatmengontrol
motor kompresor untuk mengatur suhu ruangan.
Mekanisme
AC
Sistem kerja AC
terdiri dari bagian yang berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan tekanan
supaya penguapan dan penyerapan panas dapat berlangsung.Bagian-bagian AC
adalah:
a. Kompresor :Kompresor adalah power unit dari sistem sebuah
AC. Ketika AC dijalankan, kompresor mengubah fluida kerja/refrigent berupa gas
dari yang bertekanan rendah menjadi gas yang bertekanan tinggi. Gas bertekanan
tinggi kemudian diteruskan menuju kondensor.
b. Kondensor :adalah sebuah alat yang digunakan untuk
mengubah/mendinginkan gas yang bertekanan tinggi berubah menjadi cairan yang
bertekanan tinggi. Cairan lalu dialirkan ke orifice tube.
c. Orifice Tube : di mana cairan bertekanan tinggi
diturunkan tekanan dan suhunya menjadi cairan dingin bertekanan rendah. Dalam
beberapa sistem, selain memasang sebuah orifice tube, dipasang juga katup
ekspansi.
d. Katup ekspansi : merupakan
komponen terpenting dari sistem. Ini dirancang untuk mengontrol aliran cairan
pendingin melalui katup orifice yang merubah wujud cairan menjadi uap ketika
zat pendingin meninggalkan katup pemuaian dan memasuki evaporator/pendingin
e. Evaporator/pendingin : refrigent
menyerap panas dalam ruangan melalui kumparan pendingin dan kipas evaporator
meniupkan udara dingin ke dalam ruangan. Refrigent dalam evaporator mulai
berubah kembali menjadi uap bertekanan rendah, tapi masih mengandung sedikit
cairan. Campuran refrigent kemudian masuk ke akumulator / pengering. Ini juga
dapat berlaku seperti mulut/orifice kedua bagi cairan yang berubah menjadi uap
bertekanan rendah yang murni, sebelum melalui kompresor untuk memperoleh
tekanan dan beredar dalam sistem lagi. Biasanya, evaporator dipasangi silikon
yang berfungsi untuk menyerap kelembapan dari refrigent.
Kompresor yang ada
pada sistem pendingin dipergunakan sebagai alat untuk memampatkan fluida kerja
(refrigent), jadi refrigent yang masuk ke dalam kompresor dialirkan ke
condenser yang kemudian dimampatkan di kondenser.
Di bagian kondenser ini refrigent yang dimampatkan
akan berubah fase dari refrigent fase uap menjadi refrigent fase cair, maka
refrigent mengeluarkan kalor yaitu kalor penguapan yang terkandung di dalam
refrigent. Adapun besarnya kalor yang dilepaskan oleh kondenser adalah jumlahan
dari energi kompresor yang diperlukan dan energi kalor yang diambil evaparator
dari substansi yang akan didinginkan.
Pada
kondensor tekanan refrigent yang berada dalam pipa-pipa kondenser relatif jauh
lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan refrigent yang berada pada pipi-pipa
evaporator.
Setelah refrigent lewat kondenser
dan melepaskan kalor penguapan dari fase uap ke fase cair maka refrigent
dilewatkan melalui katup ekspansi, pada katup ekspansi ini refrigent tekanannya
diturunkan sehingga refrigent berubah kondisi dari fase cair ke fase uap yang
kemudian dialirkan ke evaporator, di dalam evaposrator ini refrigent akan
berubah keadaannya dari fase cair ke fase uap, perubahan fase ini disebabkan
karena tekanan refrigent dibuat sedemikian rupa
sehingga refrigent setelah melewati katup ekspansi dan melalui evaporator
tekanannya menjadi sangat turun.
Hal ini secara praktis
dapat dilakukan dengan jalan diameter pipa yang ada dievaporator relatif lebih
besar jika dibandingkan dengan diameter pipa yang ada pada kondenser.
Dengan adanya perubahan kondisi refrigent
dari fase cair ke fase uap maka untuk merubahnya dari fase cair ke refrigent
fase uap maka proses ini membutuhkan energi yaitu energi penguapan, dalam hal
ini energi yang dipergunakan adalah energi yang berada didalam substansi yang
akan didinginkan.
Dengan diambilnya
energi yang diambil dalam substansi yang akan didinginkan maka entalpi, substansi
yang akan didinginkan akan menjadi turun, dengan turunnya enthalpi maka
temperatur dari substansi yang akan didinginkan akan menjadi turun. Proses ini
akan berubah terus-menerus sampai terjadi pendinginan yang sesuai dengan
keinginan.
Dengan adanya mesin pendingin listrik ini
maka untuk mendinginkan atau menurunkan temperatur suatu substansi dapat dengan
mudah dilakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar