Blog ini dibangun untuk memenuhi salah satu proyek matakuliah Termodinamika dengan Dosen Pengampu Bapak Apit Fathurohman, S. Pd., M. Si
Senin, 16 Maret 2015
Tokoh Termodinamika
Jacobus Henricus van 't Hoff adalah kimiawan fisika dan organik Belanda dan
pemenang Penghargaan Nobel dalam Kimia pada 1901 Penelitiannya pada kinetika
kimia, kesetimbangan kimia, tekanan osmotik dan kristalografi diakui sebagai
hasil karya utamanya. Jacobus juga mendirikan bidang ilmu kimia fisika, ia juga
dianggap sebagai salah satu kimiawan terbesar sepanjang masa bersama kimiawan
Perancis Antoine Lavoisier, Louis Pasteur dan ahli kimia Jerman Friedrich
Wöhler. Ia lahir di Rotterdam, Belanda 30 Agustus 1852, anak ke-3 dari 7
bersaudara Jacobus Henricus van 't Hoff, seorang dokter dan Alida Jacoba Kolff.
Pada 1869 memasuki Universitas Teknologi Delft dan menerima gelar diploma dalam
teknologi pada 1871.
Setelah menghabiskan masa setahun di Leiden, terutama untuk matematika, ia pindah ke Bonn untuk bekerja dengan Kekule von Stradonitz 1872 - 1873; lalu dilanjutkan di Paris dengan C.A. Wurtz, saat ia menempuh sebagian besar kurikulum antara 1873-1874. Ia kembali ke Belanda pada 1874 mendapat gelar doktor bersama E. Mulder di Utrecht. Pada 1876 ia menjadi dosen di Fakultas Kedokteran Hewan di Utrecht dan meninggalkan kedudukan ini untuk jabatan yang sama di Universitas Amsterdam tahun berikutnya.
Setelah menghabiskan masa setahun di Leiden, terutama untuk matematika, ia pindah ke Bonn untuk bekerja dengan Kekule von Stradonitz 1872 - 1873; lalu dilanjutkan di Paris dengan C.A. Wurtz, saat ia menempuh sebagian besar kurikulum antara 1873-1874. Ia kembali ke Belanda pada 1874 mendapat gelar doktor bersama E. Mulder di Utrecht. Pada 1876 ia menjadi dosen di Fakultas Kedokteran Hewan di Utrecht dan meninggalkan kedudukan ini untuk jabatan yang sama di Universitas Amsterdam tahun berikutnya.
Pada 1878 menjadi Guru Besar
Kimia, Mineralogi, dan Geologi. Setelah menjabat selama 18 tahun ia menerima
undangan ke Berlin sebagai Profesor Kehormatan dan keanggotaan di Akademi Ilmu
Pengertahuan Kerajaan Prusia.
Alasan perubahan ini ialah karena ia terlalu dibebani dengan kewajiban memberi kuliah dasar dan menguji banyak mahasiswa, termasuk juga propaedeutika medis malah, membuat waktu untuk risetnya jadi berkurang. Ia adalah penasihat yang rajin untuk pembentukan pembagian khusus pekerja ilmiah. Ia tetap dalam kedudukan ini hingga akhir hayatnya. Pada 1878 ia menikahi Johanna Francina Mees. Mereka memiliki 2 putri, Johanna Francina (l. 1880) dan Aleida Jacoba (l. 1882) dan 2 putra, Jacobus Hendricus (l. 1883) dan Govert Jacob (l. 1889).
Van 't Hoff terkenal karena terbitannya membuka zaman baru. Tesis kedoktorannya (1874) berjudul Bijdrage tot de Kennis van Cyaanazijnzuren en Malonzuur (Sumbangan pada Pengetahuan Asam Sianoasetat dan Malonat). Beberapa bulan sebelumnya ia telah menerbitkan Voorstel tot Uitbreiding der Tegenwoordige in de Scheikunde gebruikte Structuurformules in de Ruimte (Usulan untuk Pengembangan Rumus Struktur Kimia Tiga Dimensi). Selebaran kecil ini, terdiri atas 12 halaman teks dan 1 halaman diagram mendorong perkembangan stereokimia. Konsep "atom karbon asimetris", yang berhubungan dengan naskah ini mendukung penjelasan pembentukan sejumlah isomer yang tak bisa dijelaskan rumus struktur saat itu. Ia menekankan perhatian pada hubungan aktivitas optik dan kehadiran atom karbon asimetris.
Gagasan revolusionernya ini baru diakui setelah karyanya pada 1875 Chimie dans l'Espace-nya (Kimia dalam Ruang) terbit setelah terjemahan Jermannya muncul, dengan pasal pendahuluan dari J. Wislicenus. Melalui Dix Années dans l'Histoire d'une Théorie (Sepuluh Tahun perjalanan Sejarah Sebuah Teori) ia dihargai walau di saat yang sama Joseph Le Bel telah mengemukakan gagasan ini, meski dalam bentuk yang lebih abstrak. Pada 1884, sejak terbitnya Études de Dynamique chimique (Kajian mengenai Dinamika Kimia), ia memasuki bidang kimia fisika untuk pertama kali.
Sumbangan besarnya ialah mengenai pengembangan hukum termodinamika umum pada hubungan antara perubahan tekanan dan pemindahan kesetimbangan sebagai akibat variasi suhu. Pada volume tetap kesetimbangan dalam sebuah sistem akan cenderung berubah dalam arah untuk melawan perubahan suhu yang ditentukan pada sistem ini. Penurunan suhu menyebabkan lepasnya panas dan menaikkan suhu menyebabkan penyerapan panas. Asas kesetimbangan bergerak ini digeneralisasi 1885 oleh Henri Louis le Chatelier yang memperluas dengan perubahan volume untuk perubahan tekanan yang dipaksakan; ini dikenal sebagai asas van 't Hoff-Le Chatelier.
Di tahun 1885 L'Équilibre chimique dans les Systèmes gazeux ou dissous à I'État dilué (Kesetimbangan Kimia dalam Sistem Gas atau Larutan yang Ditambah Air). Di sinilah ia menunjukkan bahwa "tekanan osmotik" dalam larutan yang dicairkan secukupnya sebanding terhadap konsentrasi dan temperatur penuh agar tekanan ini bisa diwakili dengan rumus yang hanya menyimpang dari rumus tersebut untuk tekanan gas yang dilambangkan dengan i. Ia menentukan nilai i dengan sejumlah cara, sebagai contoh dengan menggunakan tekanan uap dan hukum Raoult pada penurunan titik beku. Demikian van 't Hoff bisa membuktikan bahwa hukum termodinamika tak hanya sah buat gas, namun juga buat larutan cair. Hukum tekanannya, yang diberikan keabsahan umum oleh teori disosiasi elektrolisis Arrhenius (1884-1887). Orang asing pertama yang datang untuk bekerja dengannya di Amsterdam (1888) – dianggap sebagai yang terlengkap dan terpenting dalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam.
Pada saat di Berlin 1896 - 1905 ia sibuk pada masalah asal endapan samudera, dengan rujukan khusus yang dibentuk di Stassfurt. Pada kerja yang lebih luas ia dibantu khususnya oleh W. Meyerhoffer, yang sebelumnya telah bekerja dengannya di Amsterdam. Kemungkinan ialah orang pertama yang menerapkan hasil skala kecil di laboratorium, pada fenomena yang terjadi pada skala besar di alam. Hasil penyelidikan ini kebanyakan diterbitkan di Laporan Akademi Ilmiah Kerajaan Prusia, diringkaskan dalam karya 2 jilid Zur Bildung ozeanischer Salzablagerungen, 1905-1909. van 't Hoff amat menghargai kekuatan imajinasi dalam kerja ilmiah, sebagaimana nyata dalam pidato pelantikannya pada pengambilan jabatan profesornya di Amsterdam: Verbeeldingskracht in de Wetenschap (Kekuatan Imajinasi dalam Sains), ia tiba pada kesimpulan bahwa para ilmuwan yang menonjol telah memiliki kualitas tingkat tinggi ini. Wilhelm Ostwald, membuat Zeitschrift für physikalische Chemie dengannya di Leipzig, bisa dianggap sebagai pendiri kimia fisika.
Hadiah Nobel Kimia (1901) titik kulminasi karirnya. Pada 1885 diangkat sebagai anggota Akademi Ilmiah Kerajaan Belanda, setelah nominasinya tak dimasukkan pada 1880. Di antara medalinya yang lain ialah gelar doktor kehormatan dari Harvard dan Yale (1901), Universitas Victoria Manchester (1903), Heidelberg (1908); Medali Davy dari Royal Society (1893), Medali Helmholtz dari Akademi Ilmiah Kerajaan Prusia (1911); ia juga diangkat sebagai Chevalier de la Legion d'Honneur (1894), Senator der Kaiser-Wilhelm-Gesellschaft (1911). Ia juga anggota kehormatan Chemical Society, London (1898), Akademi Ilmiah Kerajaan, Gottingen (1892), American Chemical Society (1898), Académie des Sciences, Paris (1905).
Van 't Hoff pecinta alam, sebagai mahasiswa di Leiden ia sering ikut dalam perjalanan botanis dan kemudian di Bonn ia benar-benar menikmati pegunungan di sekitarnya, berjalan panjang sendiri atau bersama-sama. Deskripsi perjalanannya ke AS, berasal dari undangan ceramah ke Universitas Chicago, menunjukkan cintanya pada perjalanan. Penerimaannya pada filsafat dan kegemarannya pada puisi juga nyata pada awal-awal ia bersekolah di Lord Byron ialah pujaannya. van 't Hoff meninggal di Steglitz dekat Berlin pada 1 Maret 1911.
Alasan perubahan ini ialah karena ia terlalu dibebani dengan kewajiban memberi kuliah dasar dan menguji banyak mahasiswa, termasuk juga propaedeutika medis malah, membuat waktu untuk risetnya jadi berkurang. Ia adalah penasihat yang rajin untuk pembentukan pembagian khusus pekerja ilmiah. Ia tetap dalam kedudukan ini hingga akhir hayatnya. Pada 1878 ia menikahi Johanna Francina Mees. Mereka memiliki 2 putri, Johanna Francina (l. 1880) dan Aleida Jacoba (l. 1882) dan 2 putra, Jacobus Hendricus (l. 1883) dan Govert Jacob (l. 1889).
Van 't Hoff terkenal karena terbitannya membuka zaman baru. Tesis kedoktorannya (1874) berjudul Bijdrage tot de Kennis van Cyaanazijnzuren en Malonzuur (Sumbangan pada Pengetahuan Asam Sianoasetat dan Malonat). Beberapa bulan sebelumnya ia telah menerbitkan Voorstel tot Uitbreiding der Tegenwoordige in de Scheikunde gebruikte Structuurformules in de Ruimte (Usulan untuk Pengembangan Rumus Struktur Kimia Tiga Dimensi). Selebaran kecil ini, terdiri atas 12 halaman teks dan 1 halaman diagram mendorong perkembangan stereokimia. Konsep "atom karbon asimetris", yang berhubungan dengan naskah ini mendukung penjelasan pembentukan sejumlah isomer yang tak bisa dijelaskan rumus struktur saat itu. Ia menekankan perhatian pada hubungan aktivitas optik dan kehadiran atom karbon asimetris.
Gagasan revolusionernya ini baru diakui setelah karyanya pada 1875 Chimie dans l'Espace-nya (Kimia dalam Ruang) terbit setelah terjemahan Jermannya muncul, dengan pasal pendahuluan dari J. Wislicenus. Melalui Dix Années dans l'Histoire d'une Théorie (Sepuluh Tahun perjalanan Sejarah Sebuah Teori) ia dihargai walau di saat yang sama Joseph Le Bel telah mengemukakan gagasan ini, meski dalam bentuk yang lebih abstrak. Pada 1884, sejak terbitnya Études de Dynamique chimique (Kajian mengenai Dinamika Kimia), ia memasuki bidang kimia fisika untuk pertama kali.
Sumbangan besarnya ialah mengenai pengembangan hukum termodinamika umum pada hubungan antara perubahan tekanan dan pemindahan kesetimbangan sebagai akibat variasi suhu. Pada volume tetap kesetimbangan dalam sebuah sistem akan cenderung berubah dalam arah untuk melawan perubahan suhu yang ditentukan pada sistem ini. Penurunan suhu menyebabkan lepasnya panas dan menaikkan suhu menyebabkan penyerapan panas. Asas kesetimbangan bergerak ini digeneralisasi 1885 oleh Henri Louis le Chatelier yang memperluas dengan perubahan volume untuk perubahan tekanan yang dipaksakan; ini dikenal sebagai asas van 't Hoff-Le Chatelier.
Di tahun 1885 L'Équilibre chimique dans les Systèmes gazeux ou dissous à I'État dilué (Kesetimbangan Kimia dalam Sistem Gas atau Larutan yang Ditambah Air). Di sinilah ia menunjukkan bahwa "tekanan osmotik" dalam larutan yang dicairkan secukupnya sebanding terhadap konsentrasi dan temperatur penuh agar tekanan ini bisa diwakili dengan rumus yang hanya menyimpang dari rumus tersebut untuk tekanan gas yang dilambangkan dengan i. Ia menentukan nilai i dengan sejumlah cara, sebagai contoh dengan menggunakan tekanan uap dan hukum Raoult pada penurunan titik beku. Demikian van 't Hoff bisa membuktikan bahwa hukum termodinamika tak hanya sah buat gas, namun juga buat larutan cair. Hukum tekanannya, yang diberikan keabsahan umum oleh teori disosiasi elektrolisis Arrhenius (1884-1887). Orang asing pertama yang datang untuk bekerja dengannya di Amsterdam (1888) – dianggap sebagai yang terlengkap dan terpenting dalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam.
Pada saat di Berlin 1896 - 1905 ia sibuk pada masalah asal endapan samudera, dengan rujukan khusus yang dibentuk di Stassfurt. Pada kerja yang lebih luas ia dibantu khususnya oleh W. Meyerhoffer, yang sebelumnya telah bekerja dengannya di Amsterdam. Kemungkinan ialah orang pertama yang menerapkan hasil skala kecil di laboratorium, pada fenomena yang terjadi pada skala besar di alam. Hasil penyelidikan ini kebanyakan diterbitkan di Laporan Akademi Ilmiah Kerajaan Prusia, diringkaskan dalam karya 2 jilid Zur Bildung ozeanischer Salzablagerungen, 1905-1909. van 't Hoff amat menghargai kekuatan imajinasi dalam kerja ilmiah, sebagaimana nyata dalam pidato pelantikannya pada pengambilan jabatan profesornya di Amsterdam: Verbeeldingskracht in de Wetenschap (Kekuatan Imajinasi dalam Sains), ia tiba pada kesimpulan bahwa para ilmuwan yang menonjol telah memiliki kualitas tingkat tinggi ini. Wilhelm Ostwald, membuat Zeitschrift für physikalische Chemie dengannya di Leipzig, bisa dianggap sebagai pendiri kimia fisika.
Hadiah Nobel Kimia (1901) titik kulminasi karirnya. Pada 1885 diangkat sebagai anggota Akademi Ilmiah Kerajaan Belanda, setelah nominasinya tak dimasukkan pada 1880. Di antara medalinya yang lain ialah gelar doktor kehormatan dari Harvard dan Yale (1901), Universitas Victoria Manchester (1903), Heidelberg (1908); Medali Davy dari Royal Society (1893), Medali Helmholtz dari Akademi Ilmiah Kerajaan Prusia (1911); ia juga diangkat sebagai Chevalier de la Legion d'Honneur (1894), Senator der Kaiser-Wilhelm-Gesellschaft (1911). Ia juga anggota kehormatan Chemical Society, London (1898), Akademi Ilmiah Kerajaan, Gottingen (1892), American Chemical Society (1898), Académie des Sciences, Paris (1905).
Van 't Hoff pecinta alam, sebagai mahasiswa di Leiden ia sering ikut dalam perjalanan botanis dan kemudian di Bonn ia benar-benar menikmati pegunungan di sekitarnya, berjalan panjang sendiri atau bersama-sama. Deskripsi perjalanannya ke AS, berasal dari undangan ceramah ke Universitas Chicago, menunjukkan cintanya pada perjalanan. Penerimaannya pada filsafat dan kegemarannya pada puisi juga nyata pada awal-awal ia bersekolah di Lord Byron ialah pujaannya. van 't Hoff meninggal di Steglitz dekat Berlin pada 1 Maret 1911.
Perubahan Fase Dan Zat Murni
Fase merupakan besaran zat yang memiliki
struktur fisika dan komposisi kimia yang seragam. Struktur fisika dikatakan
seragam apabila zat terdiri dari gas saja, cair saja ataupun padat saja. Zat murni
memiliki komposisi yang seragam dan tidak berubah. Zat murni dapat berada dalam
beberapa fase:
·
Fase padat
·
Fase cair
·
Fase uap
·
Campuran kesetimbangan fase cair dan uap
·
Campuran kesetimbangan fase padat dan cair
·
Campuran kesetimbangan fase padat dan uap
Pengertian Perubahan Fase Zat
Perubahan fase adalah proses perubahan
bentuk suatu zat menjadi bentuk lain, salah satu faktor penyebab perubahan fase
tersebut adalah kalor.
Setiap zat akan berubah apabila menerima
panas (kalor). Es dipanaskan akan mencair. Air dipanaskan akan menguap menjadi
uap air (gas). Apabila uap air didinginkan menjadi embun dan kembali menjadi
air. Air didinginkan menjadi es. Perubahan wujud benda terjadi karena proses
pemanasan dan pendinginan. Perubahan wujud itu dibagi menjadi beberapa macam.
Berbagai Perubahan Fase Zat
1. Mencair
Pencairan atau
peleburan (kadang-kadang disebut fusi) adalah proses yang menghasilkan
perubahan fase zat dari padat ke cair. Energy internal zat padat meningkat
(biasanya karena panas) mencapai temperatur tertentu (disebut titik leleh) saat
zat ini berubah menjadi cair. Benda yang telah mencair sepenuhnya disebut benda
cair.
2. Membeku
Membeku adalah
proses perubahan wujud suatu zat daric air menjadi padat. Sebagai contoh, pada
suhu tertentu air dapat membeku menjadi es. Proses membekunya suatu zat
biasanya terjadi pada suhu yang rendah. Suhu ketika suatu zat cair berubah
wujud menjadi padat dinamakan titik beku. Setiap benda memiliki titik beku yang
berbeda-beda. Titik beku merupakan sifat fisika benda yang dapat digunakan
untuk meramalkan bentuk zat pada suhu tertentu.
3. Menguap
Menguap adalah
proses perubahan wujud suatu zat dari bentuk cair menjadi gas atau uap. Suhu ketika
suatu zat cair berubah menjadi uap disebut dengan titik uap. Ketika suatu zat
cair dipanaskan pada tekanan normal (1 atm), maka pada suhu tertentu akan
terlihat pada seluruh bagian zat cair timbul gelembung-gelembung yang bergerak
ke atas dan kemudian pecah saat mencapai permukaan. Pada keadaan yang demikian,
zat cair dikatakan mendidih. Ketika suatu zat cair mendidih, maka hamper tiap
bagian zat segera berubah menjadi uap. Berdasarkan hal ini, maka titik uap
sering disebut dengan titik didih. Sebagai contoh, air murni menddih ketika
mencapai suhu +100 pada tekanan normal (1 atm) dan pada keadaan tersebut
partikel-partikel air akan berubah menjadi gas.
4. Mengembun
Kondensasi atau
pengembunan adalah perubahan wujud benda ke wujud yang lebih padat seperti gas
(atau uap) menjadi cairan. Kondensasi terjadi ketika uap didinginkan menjadi
cairan, tetapi dapat juga terjadi bila sebuah uap dikompresi (yaitu tekanan
yang ditingkatkan) menjadi cairan, atau mengalami kombinasi dari pendinginan
dan kompresi. Cairan yang telah terkondensasi dari uap disebut kondensat.
5. Menyublim
Sublimasi adalah
perubahan wujud dari padat ke gas tanpa mencair terlebih dahulu. Misalkan es
yang langsung menguap tanpa mencair terlebih dahulu. Pada tekanan normal,
kebanyakan benda dan zat memiliki tiga bentuk yang berbeda pada suhu yang
berbeda-beda. Pada kasus ini transisi dari wujud padat ke gas membutuhkan wujud
antara. Namun untuk beberapa antara, wujudnya bisa langsung berubah ke gas
tanpa harus mencair. Ini bisa terjadi apabila tekanan udara pada zat tersebut
terlalu rendah untuk mencegah molekul-molekul ini melepaskan diri dari wujud
padat.
6. Mengkristal
Desublimasi adalah
proses pengkristalan di mana hal ini terjadi karena proses mengerasnya /
membekunya suatu benda yang memiliki zat-zat tertentu dan memiliki unsur-unsur
zat yang dapat memberikan warna saat mengeras dan jika dilihat seperti warna Kristal.
Hal ini adalah lawan dari sublimasi
Clausius Clapeyron
Persamaan Clausius Clapeyron yang
menyatakan kemiringan garis kesetimbangan dalam diagram p-T. Jadi hfg dapat
ditentukan dari kemiringan kurva tekanan uap dan volume jenis cairan jenuh dan
uap jenuh pada suhu yang ditentukan. Terdapat beberapa perubahan fase berbeda
yang dapat terjadi pada suhu dan tekanan konstan. Jika dua fase ditandai dengan
superskip ‘ dan “, kita dapat menuliskan persamaan Calusius Clapeyron dalam
bentuk umum :
Keadaan Gas Ideal
Pada gas ideal terdapat empat macam perubahan keadaan istinewa yaitu :
a) Perubahan keadaan dengan proses
temperatur konstan (isothermal ; isothermis ) .
Diambil contoh sebagai berikut :
Gas dimasukkan kedalam silinder-torak . keadaan gas akan diubah dari
keadaan 1 ke keadaan 2 dengan menekan torak . suhu gas dijaga agar
konstan dengan jalan mendinginkan dan memanaskan silinder .
Persamaan gas ideal dalam hal ini untuk temperatur T = konstan , menjadi :
p.v = R.T = konstan . . . . . . . . . . . (1.1)
Untuk keadaan 1 dan 2 dapatlah ditulis hubungan :
P1 . V1 = P2 . V2 . . . . . . . . . . . . . . . . . (1.2)
Hubungan tekanan p dengan volume v pada persamaan (1.1) dan persamaan
(1.2) melukiskan hukum BOYLE MARIOTTE . Persamaan (1.1) adalah persamaan
hyperbola sama sisi dalam koordinat (p,v) .
b) Perubahan keadaan dengan proses volume konstan ( Isometric ; Isochoris )
Dalam hal ini keadaan gas diubah dari keadaan 1 ke keadaan 2 dengan
memanaskan silinder , sedang torak ditahan supaya jangan bergerak
sehingga volume gas dalam silinder tetap konstan . Tekanan gas dalam
silinder akan bertambah .
Persamaan gas ideal dalam hal ini untuk volume V = konstan , menjadi :
p = R/v . T = konstan . T . . . . . . . . . . . . (1.3)
Untuk keadaan 1 dan 2 dapatlah ditulis hubungan :
p1/T1 = p1/T2 . . . . . . . . . . . . . . (1.4)
Dalam persamaan p-V , proses isometric dilukiskan oleh garis lurus yang paralel dengan sumbu p .
Dalam diagram p-T , persamaan (1.3) adalah suatu proses persamaan garis
lurus mrlalui titik 0 (0.0), dimana tekanan p adalah fungsi linier dari
temperatur T .
c) Perubahan keadaan dengan proses tekanan konstan ( isobaric )
Keadaan gas diubah dari keadaan 1 ke keadaan 2 dengan memanaskan
silinder , sedang torak dibuat bebas bergerak sehingga tekanan gas dalam
silinder tetap konstan .
Persamaan gas ideal dalam hal-hal untuk tekanan p = konstan , menjadi :
v = R/p . T = konstan . T . . . . . . . . (1.5)
untuk keadaan 1 dan 2 dapatlah ditulis :
v1/T1 = v2/T2
d) Perubahan keadaan dengan proses adiabatic
Pada proses adiabatic gas dalam silinder tadi tidak menerima dan tidak
mengeluarkab panas . Dalam hal ini silinder diisolasi . Kerja yang
dilakukan gas dalam silinder hanya sebagai hasil perubahan energi
sendiri . Kejadian ini dapat pada motor bakar yang berputar dengan cepat
Kriteria Termometri
Dalam pengukuran temperatur (termometri) dengan menggunakan perubahan sifat fisis suatu
zat diperlukan syarat-syarat termometri
sebagai
berikut.
1. Zatyangdigunakan,
2. Sifat fisis
zat
(thermometricproperty), dan
3. Tingkatan
kuantitatifyangmenyatakan besarkecilnyatemperatur.
Ketigasyarat
termometriini salingkait
mengait
sulit untuk dipisahkan. Sifat
fisis tergantung padazatyangdigunakan,sedangkan
batas-batas
ukuran
kuantitatifyangdapat dicapai termometerbergantungkepadazat
dan sifat fisis zatyangdigunakan. Olehsebab itu, dalam pembuatan
termometerharus
diperhatikan ketigasyarat
termometri tersebut.
Adapun zat yangseringdigunakan
dalam pengukuran temperatur (termometri)antaralain:
1. zat padat, misalnya: platinadan
alumel.
2. zat cair, misalnya:airraksa (raksa)danalkohol.
3. zat gas, misalnya: udara,zat
air,
dan zat lemas.
Sifat-sifat
fisis zatyangseringdigunakan
dalam pengukuran temperatur(termometri) antara
lain:
1. perubahan volumegas.
2. perubahan
tekanangas.
3. perubahan
panjangkolom cairan.
4. perubahan
hargahambatan listrik
atau
hambatan jenis.
5. perubahangayagerak listrik.
6. perubahan
hargakuat
arus
listrik.
7. perubahan
intensitascahayakarenaperubahan temperatur.
8. perubahanwarnazat.
9. perubahan
panjangdualogamyangberlainan
jenisnya.
Karakteristik Sistem
Karakteristik
termodinamika adalah suatu ciri-ciri dari sebuah sistem, dan akan memiliki
nilai yang pasti (numerik) untuk tiap-tiap keadaan yang berbeda. Nilai ini
dapat dinyatakan dalam persamaan titik dan juga nilai turunan yang nyata.
Berikut ini
berbagai macam properties dalam thermodinamika :
- Temperatur, yaitu keadaan suhu sistem yang dlambangkan dengan T dengan satuan Kelvin (K).
- Massa jenis, yaitu tingkat kerapatan massa sistem terhadap volumenya yang dinotasikan dengan ρ dan satuan kg/m3.
- Kapasitas kalor spesifik pada tekanan konstan, dinotasikan dengan cp dan satuan J/(kg·K).
- Kapasitas kalor spesifik pada volume konstan, dinotasikan dengan cv dan satuan J/(kg·K).
- Viskositas dnamis, dinotasikan dengan μ dan satuan N/(m²·s).
- ν kinematic viscosity [m²/s]
- Konduktivitas termal, yaitu daya hantaran terhadap kalor yang dnotasikan dengan k dan satuan W/(m·K).
- Keterbauran termal atau thermal diffusivity (α) dengan satuan m²/s.
- Koefsien ekspansi termal volumetrik atau volumetric thermal expansion coefficient (β) dengan satuan K-1.
- Entalpi sistem atau enthalpy (H) dengan satuan J/kg.
- Entropi S dengan satuan J/(kg·K).
- Kebebasan energi gibs atau gibbs free energy (G) dengan satuan J/kg.
- Tekanan atau pressure (p) dengan satuan (N/m²).
- Volume (V ) dalam satuan m3.
- Fugasitas atau fugacity (f ).
- Keaktifan atau activity (a).
- Potensial kimia (μi ).
Sifat
Intensif dan Ekstensif
Selanjutnya, sifat-sirat (properties) dalam thermodinamika
dibedakan dan dikelompokkan dalam dua kelompok besar, yaitu :
- Sifat extensif
Adalah nilai properties yang tergantung pada massa dan
jumlahnya. Jadi nilainya sangat dipengaruhi oleh jumlah (depend), dan hal ini
juga bisa saja berubah, mengingat nilai ini bisa saja dibagi-bagi dan juga
dikirim ke sistem yang lainnya. Sifat tersebut adalah sebagai berikut :
- Massa (mass)
- Panjang (length)
- Volume
- Entropi (entropy)
- Entalpi (enthalpy)
- Energi (energy)
- Hambatan Elektrik (electrical resistance)
- Tekstur (texture)
- Kekakuan (stiffness)
- Nomor partikel (particle number)
- Sifat intensif
Adalah nilai properties yang tidak
tergantung pada massa dan jumlah (not depend).
- Potensial kimia
- Massa jenis (density)
- Viskositas (viscosity)
- Temperatur
- Kecepatan (velocity)
- Hambatan elektrik
- Energi
- Kapasitas kalor spesifik
- Kekerasan
- Titik lebur dan titik didih
- Tekanan
- Kelenturan
- Elastisitas
- Sifat dapat tempa
- Sifat kemagnetan
- Konsentrasi
Sebuah nilai intensif bisa didaptkan dari hasil
pengoperasian nilai ektensif. Nilai massa jenis yang termasuk intensif,
didapatkan dari pembagian volume dan massa yang keduanya adalah nilai extensif.
Terdapat hubungan antara sifat intensif dan extensif.
Terutama dalam penulisan lambang faktor turunan dari nilai intensif spesifik.
Nilai spesifik adalah nilai yang didapatkan dari nilai ekstensif per massa zat.
Misalnya, volume V (huruf besar) , sedangkan volume spesifik dilambangkan v
(huruf kecil dari ekstensifnya).
Minggu, 15 Maret 2015
Sabtu, 14 Maret 2015
Pemanfaatan Termodinamika
Termodinamika berasal dari bahasa Yunani yaitu thermos yang
berarti panas dandynamic yang berarti perubahan. Termodinamika
adalah kajian mengenai hubungan anatar panas, kerja dan energi dan secara
khusus perubahan panas menjadi kerja. Termodinamika juga dapat diartikan
sebagai ilmu yang menjelaskan kaitan antara besaran fisis tertentu yang
menggambarkan sikap zat di bawah pengaruh kalor. Besaran fisis ini disebut
koordinat makroskopis sistem. Kaitan atau rumus yang menjelaskan hubungan antar
besaran fisis diperoleh dari eksperimen dan kemudian dapat digunakan untuk
meramalkan perilaku zat di bawah pengaruh kalor. Jadi, termodinamika merupakan
ilmu yang berlandaskan pada hasil-hasil eksperimen.
Termodinamika dalam arti sempit merupakan
salah satu bagian dari ilmu alam atau fisika yang mempelajari
materi yang ada dalam keadaan setimbang terhadap perubahan temperatur, tekanan,
volume dan komposisi kimia. Termodinamika didasarkan pada empat konsepsi
empiris, yaitu: hukum ke nol, pertama (yang berkaitan dengan kerja suatu
sistem), kedua dan ketiga termodinamika. Oleh karena itu, sebagian ahli menyatakan
bahwa termodinamika merupakan ranting fisika yang mempelajari hubungan antara
kalor dan kerja.
Ada dua pendapat mengenai pemanfaatan
termodinamika. Fisikawan dan kimiawan lebih condong menggunakan termodinamika
untuk meramalkan dan menghubungkan berbagai sifat zat di bawah pengaruh kalor
dan mengembangkan data termodinamis. Sedangkan para insinyur (engineer) lebih
condong menggunakan data termodinamis dan gagasan dasar ketetapan energi serta
produksi entropi untuk menganalisis perilaku sistem yang kompleks.
Secara umum termodinamika dapat dimanfaatkan
untuk:
a. Menjelaskan kerja
beberapa sistem termodinamis.
b. Menjelaskan mengapa
suatu sistem termodinamis tidak bekerja sesuai dengan yang diharapkan.
c. Menjelaskan mengapa
suatu sistem termodinamis sama sekali tidak mungkin dapat bekerja.
d. Landasan
teoritis para insinyur perencana dalam mendesain suatu sistem termodinamis.
Misalnya: motor bakar, pompa termal, motor roket, pusat pembangkit tenaga listrik,
turbin gas, mesin pendingin, kabel transmisi superkonduktor, laser daya tinggi
dan mesin pemanas surya
Beberapa Penyebab Pemanasan Global
1. Efek rumah kaca
Segala sumber energi yang terdapat di bumi berasal dari matahari.
Sebagian besar energi tersebut dalam bentuk radiasi gelombang pendek,
termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini mengenai permukaan bumi, ia berubah
dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan bumi. Permukaan bumi, akan
menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas
ini sebagai radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun
sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya
jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbondioksida, dan metana yang
menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan
kembali radiasi gelombang yang dipancarkan bumi dan akibatnya panas tersebut
akan tersimpan di permukaan bumi. Hal tersebut terjadi berulang-ulang dan
mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat. Gas-gas tersebut
berfungsi sebagaimana kaca dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya
konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di
bawahnya. Sebenarnya, efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk
hidup yang ada di bumi, karena tanpanya planet ini akan menjadi sangat dingin.
Sehingga es akan menutupi seluruh permukaan bumi. Akan tetapi, akibat
jumlah gas-gas tersebut telah berlebih di atmosfer, maka mengakibatkan
terjadinya pemanasan global.
2. Efek umpan balik
Efek-efek dari agen penyebab pemanasan
global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan balik yang
dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Pada kasus pemanasan
akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada
awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena
uap air sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan
menambah jumlah uap air di udara hingga tercapainya suatu kesetimbangan
konsentrasi uap air. Efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila
dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri. Walaupun umpan balik
ini meningkatkan kandungan air absolut di udara, kelembaban relatif udara
hampir konstan atau bahkan agak menurun karena udara menjadi menghangat. Umpan
balik ini hanya dapat dibalikkan secara perlahan-lahan karena CO2 memiliki
usia yang panjang di atmosfer. Efek-efek umpan balik karena pengaruh awan
sedang menjadi objek penelitian saat ini. Bila dilihat dari bawah, awan akan
memantulkan radiasi infra merah balik ke permukaan, sehingga akan meningkatkan
efek pemanasan. Sebaliknya bila dilihat dari atas, awan tersebut akan
memantulkan sinar matahari dan radiasi infra merah ke angkasa, sehingga
meningkatkan efek pendinginan.
Umpan balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan memantulkan cahaya (albedo) oleh
es. Ketika temperatur global meningkat, es yang berada di dekat kutub mencair
dengan kecepatan yang terus meningkat. Bersama dengan melelehnya es tersebut,
daratan atau air dibawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air memiliki
kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit bila dibandingkan dengan es, dan
akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi matahari. Hal ini akan menambah
pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair, menjadi suatu siklus
yang berkelanjutan. Umpan balik positif akibat terlepasnya CO2 dan
CH4 dari melunaknya tanah beku (permafrost) adalah mekanisme
lainnya yang berkontribusi terhadap pemanasan. Selain itu, es yang meleleh juga
akan melepas CH4 yang juga menimbulkan umpan balik positif.
Kemampuan lautan untuk menyerap karbon juga akan
berkurang bila ia menghangat, hal ini diakibatkan oleh menurunya tingkat
nutrien pada zona mesopelagic sehingga membatasi pertumbuhan diatom daripada
fitoplankton yang merupakan penyerap karbon yang rendah.
3. Variasi matahari
Terdapat hipotesa yang
menyatakan bahwa variasi dari matahari, dengan kemungkinan diperkuat oleh umpan
balik dari awan, dapat memberi kontribusi dalam pemanasan saat ini. Perbedaan
antara mekanisme ini dengan pemanasan akibat efek rumah kaca adalah
meningkatnya aktivitas Matahari akan memanaskan stratosfer sebaliknya efek
rumah kaca akan mendinginkan stratosfer. Pendinginan stratosfer bagian bawah
paling tidak telah diamati sejak tahun 1960, yang tidak akan terjadi bila
aktivitas matahari menjadi kontributor utama pemanasan saat ini. Penipisan lapisan
ozon juga dapat memberikan efek pendinginan tersebut tetapi penipisan
tersebut terjadi mulai akhir tahun 1970-an. Fenomena variasi matahari
dikombinasikan dengan aktivitas gunung berapi mungkin telah memberikan efek
pemanasan dari masa praindustri hingga tahun 1950, serta efek pendinginan sejak
tahun 1950
Proses Termodinamika
Kalor (Q) merupakan energi yang berpindah dari satu benda ke
benda yang lain akibat adanya perbedaan suhu. Berkaitan dengan sistem dan
lingkungan, bisa dikatakan bahwa kalor merupakan energi yang berpindah dari
sistem ke lingkungan atau energi yang berpindah dari lingkungan ke sistem
akibat adanya perbedaan suhu. Jika suhu sistem lebih tinggi dari suhu
lingkungan, maka kalor akan mengalir dari sistem menuju lingkungan. Sebaliknya,
jika suhu lingkungan lebih tinggi dari suhu sistem, maka kalor akan mengalir
dari lingkungan menuju sistem.
Jika Kalor (Q)
berkaitan dengan perpindahan energi akibat adanya perbedaan suhu, maka Kerja (W) berkaitan
dengan perpindahan energi yang terjadi melalui cara-cara mekanis (mekanis tuh
berkaitan dengan gerak)… Misalnya jika sistem melakukan kerja terhadap
lingkungan, maka energi dengan sendirinya akan berpindah dari sistem menuju
lingkungan. Sebaliknya jika lingkungan melakukan kerja terhadap sistem, maka
energi akan berpindah dari lingkungan menuju sistem.
Salah satu contoh sederhana
berkaitan dengan perpindahan energi antara sistem dan lingkungan yang
melibatkan Kalor dan Kerja adalah proses pembuatan popcorn. Dirimu ngerti
popcorn tidak ? biji jagung yang ada bunganya, garis besarnya seperti ini…
Biasanya popcorn dimasukkan ke dalam wadah tertutup (panci atau alat masak
lainnya). Selanjutnya, wadah tertutup tersebut dipanasi dengan nyala api
kompor. Adanya tambahan kalor dari nyala api membuat biji popcorn dalam panci
kepanasan dan meletup. Ketika meletup, biasanya biji popcorn
berjingkrak-jingkrak dalam panci dan mendorong penutup panci. Gaya dorong biji
popcorn cukup besar sehingga kadang tutup panci bisa berguling ria… Untuk kasus
ini, kita bisa menganggap popcorn sebagai sistem, panci sebagai pembatas dan
udara luar, nyala api dkk sebagai lingkungan. Karena terdapat perbedaan suhu,
maka kalor mengalir dari lingkungan (nyala api) menuju sistem (biji popcorn).
Adanya tambahan kalor menyebabkan
sistem (biji popcorn) memuai dan meletup sehingga mendorong penutup panci (si
biji popcorn tadi melakukan kerja terhadap lingkungan). Dalam proses ini,
keadaan popcorn berubah. Keadaan popcorn berubah karena suhu, tekanan dan
volume popcorn berubah saat memuai dan meletup… meletupnya popcorn hanya
merupakan salah satu contoh perubahan keadaan sistem akibat adanya perpindahan
energi antara sistem dan lingkungan. Masih sangat banyak contoh lain,
sebagiannya sudah gurumuda ulas pada bagian pengantar… Perubahan keadaan sistem
akibat adanya perpindahan energi antara sistem dan lingkungan yang melibatkan
Kalor dan Kerja, disebut sebagai proses termodinamika.
Langganan:
Postingan (Atom)